Profil rider MotoGP 2021: Francesco Bagnaia

Siapa yang tak kenal dengan Francesco Bagnaia? Ya, rider Italia jebolan VR46 Riders Academy (sekolah balap milik sang legenda MotoGP Valentino Rossi) ini baru-baru ini sudah mengkoleksi dua kemenagan beruntun pertamanya di kelas utama MotoGP musim 2021; yakni di GP Aragon dimana ia berhasil mengatasi perlawanan dari juara dunia MotoGP enam kali Marc Marquez, serta GP San Marino, dimana ia berduel dengan pembalap Yamaha Fabio Quartararo, yang hingga saat ini masih memimpin klasemen MotoGP 2021 hingga GP San Marino 19 September 2021.

Berikut ini merupakan profil dari rider MotoGP asal Italia, Francesco Bagnaia, yang bersumber dari Wikipedia bahasa Indonesia.

- Profil Pecco Bagnaia
Lahir di Turin pada bulan Januari tahun 1997, Bagnaia sukses di Minimoto dan dia memenangkan kejuaraan di Eropa MiniGP pada tahun 2009 dan menempati posisi kedua dalam kejuaraan tersebut. Dalam kejuaraan Moto3 CEV 2012 ia mengendarai Honda Moto3 NSF250R dan menempati posisi ke-3. Bagnaia juga merupakan anggota Sky Racing Team VR46.

a. Karir di Moto3
1. Musim 2013-2014
Pada tahun 2013, Bagnaia melakukan debut Grand Prix bersama Tim Italia FMI dengan Romano Fenati sebagai rekannya mengendarai Honda. Musim Moto3 2013 mengecewakan Bagnaia karena ia tidak berhasil mendapatkan satu poin pun di seluruh musim. Hasil Balapan terbaiknya adalah finis ke-16 di Sepang, Malaysia.

Pada tahun 2014, Bagnaia beralih tim untuk bergabung dengan Tim Sky Racing VR46 mengendarai motor KTM dengan tim yang sama yaitu Romano Fenati. Setelah gagal mencetak poin di musim rookie-nya, Bagnaia melakukan improvisasi yang jelas setelah pra-musim yang kuat. Dia menyelesaikan 10 besar lima kali selama 7 balapan pertama dengan finis di tempat keempat di Prancis 2014 Grand Prix sebagai hasil terbaiknya, di mana dia juga melakukan putaran tercepat balapan. Bagnaia melewatkan GP Belanda 2014 dan GP Jerman 2014 karena cedera. Setelah memperoleh 42 poin di 7 balapan pertama Bagnaia merosot dengan buruk pada bagian kedua musim ini, hanya menyelesaikan dua poin dari 9 balapan terakhir, yang jelas terpengaruh oleh cederanya. Dia menyelesaikan musim 2014 di posisi 16 dengan 50 poin untuk kejuaraan.

2. Sukses bersama Mahindra (2015-2016)
Pada tahun 2015, Bagnaia bergabung dengan Tim Aspar Racing Mahindra dan rekan setimnya Juanfran Guevara dan juara bertahan Red Bull MotoGP Rookies Jorge MartĂ­n di mana ia mendapatkan podium pertamanya di Grand Prix Prancis 2015 yang menyelesaikan balapan di tempat ketiga. Pada balapan berikutnya di Mugello Bagnaia finis di urutan ke-4, kehilangan podium dengan 0,003 detik di belakang mantan rekan setimnya Romano Fenati. Dia menyelesaikan musim 2015 Moto3 di posisi ke-14 di kejuaraan dengan 76 poin.

Pada tahun 2016, Bagnaia memulai musim pertamanya dengan finis podium di Qatar dan finis podium lainnya di Jerez, finis di urutan ke-3 pada kedua kesempatan. Pada balapan di kandangnya yaitu Mugello, Bagnaia mengamankan posisi ketiga dengan mengalahkan Niccolò Antonelli dengan gap 0,006 detik. Diikuti oleh DNF di Barcelona, Bagnaia mencetak kemenangan pertama di Grand Prix TT Assen, Belanda yang bersejarah dalam perlombaan Moto3 yang ke 59 dan ini merupakan kemenangan pertama bagi Mahindra juga. Kemenangan yang direngkuh Bagnaia ini merupakan yang pertama kali setelah ia pertama kali berkiprah di musim Moto3 2013. Ini juga menjadi kemenangan bagi Mahindra di kompetisi dunia. Setelah dua balapan dan DNF di balapan sirkuit Brno, Ceko. Bagnaia mendapatkan Pole pertamanya yang sedang hujan di Grand Prix Inggris dan berada di urutan kedua di belakang Brad Binder dalam balapan yang mendebarkan. Bagnaia memenangi balapan keduanya musim ini di Sepang, memenangkan balapan dengan nyaman dengan gap terjauh setelah Brad Binder, Joan Mir dan Lorenzo Dalla Porta semuanya tersingkir di tikungan yang sama pada awal balapan, yang dipenuhi beberapa tabrakan. Dia menyelesaikan musim dengan 145 poin untuk menempatkan keempat di Kejuaraan Moto3 dengan total 2 kemenangan juara 1 dan 6 podium.


b. Perjuangan Pecco di Moto2 (2017-2018)
Setelah 4 musim membalap di Moto3, Francesco Bagnaia naik kelas ke Moto2, dan berada di Tim SKY Racing Team VR46. Hanya dalam balapan keempatnya di Jerez, Bagnaia menempati podium 2. Dia finis ke 2 di balapan berikutnya di Le Mans, Prancis, Bagnaia naik podium ketiga di Sachsenring, menempati posisi ketiga di belakang Franco Morbidelli yang memenangi balapan dan Miguel Oliveira yang berada di posisi kedua. Ia dinobatkan sebagai Moto2 Rookie of The Year 2017 setelah Grand Prix Jepang di Motegi. Bagnaia menyelesaikan musim dengan 174 poin untuk menempati posisi ke-5 di Kejuaraan Moto2, mengambil poin dalam 16 dari 18 balapan.

Pada musim 2018, Bagnaia sukses menjadi juara dunia Moto2 dengan mengalahkan para pesaingnya seperti Alex Marquez dan Brad Binder.

c. Bersaing dengan para alien di kelas utama MotoGP (2019-sekarang)
Pada tahun 2019, Bagnaia resmi naik ke kelas utama MotoGP dan bergabung dengan Tim satelit Pramac Ducati. Ia menggantikan posisi Danilo Petrucci yang pindah ke tim pabrikan Ducati. Ia berpasangan dengan Jack Miller, Dan di tahun 2021, ia naik ke Pabrikan Ducati bersama Jack Miller yang sama-sama juga ke pabrikan Ducati, setelah Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci resmi hengkang dari tim tersebut.

Sumber: Wikipedia

Comments

Popular Posts